Friday 29 November 2019

023.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 9⃣

Sangat Tunduk Jika Dinasihati dengan Al-Qur'an



Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu adalah orang yang sangat tegas, kemahuannya kuat. Namun beliau adalah orang yang langsung tunduk jika disampaikan ayat-ayat Al-Qur'an.

Suatu hari ada seseorang yang bernama Uyainah meminta pertolongan kepada anak saudaranya, iaitu al-Hurr bin Qais untuk bertemu langsung dan menyampaikan sesuatu kepada Umar. Al-Hurr bin Qais termasuk orang yang dekat Umar kerana beliau adalah penghafal Al-Qur'an yang alim. Umar mengumpulkan para penghafal Al-Qur'an yang alim sebagai teman dekat untuk diajak musyawarah dalam hal-hal yang penting.

Saat Uyainah ini ada kesempatan berbicara kepada Umar, ternyata ia menyampaikan hal-hal seakan-akan Umar tidak adil dalam kepemimpinannya. Sempat terbetik kemarahan dalam diri Umar terhadap Uyainah. Namun, segera al-Hurr bin Qais mengingatkan Umar bahwa Uyainah ini termasuk orang yang tidak tahu, sedangkan Al-Qur'an memerintahkan untuk berpaling (memaafkan; membiarkan) orang yang tidak tahu yang berbuat hal tidak sepantasnya kepada kita. Al-Hurr bin Qais menyatakan:

يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ ﷺ  { خُذْ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنْ الْجَاهِلِينَ } وَإِنَّ هَذَا مِنْ الْجَاهِلِينَ وَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلَاهَا عَلَيْهِ وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ
"Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya ALLAH ﷻ  berfirman kepada Nabi-NYA,  ﷺ:

خُذْ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنْ الْجَاهِلِينَ 
"Bersikaplah memaafkan, perintahkan kepada yang ma'ruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang tidak tahu (bodoh)."
[Q.S al-A'raf ayat 199]

Abdullah bin Abbas radhiyallah'anhuma yang mengisahkan kejadian tersebut menyatakan:

وَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلَاهَا عَلَيْهِ وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ 
"Demi ALLAH, Umar tidaklah melampaui batas dalam bersikap ketika dibacakan ayat tersebut. Beliau (Umar) adalah orang yang benar-benar berhenti (tunduk) saat dibacakan Kitab ALLAH."
[H.R al-Bukhari]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar9

Friday 22 November 2019

022.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 8⃣b

Pendapat Umar Tepat yang Sesuai dengan Turunnya Ayat Al-Qur'an



3⃣ Memberikan Pilihan kepada Isteri-isteri Nabi
Saat isteri-isteri Nabi merasa cemburu dan melakukan hal-hal yang membuat sedih Nabi, hingga Nabi sempat menyendiri, Umar mendatangi Nabi dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا يَشُقُّ عَلَيْكَ مِنْ شَأْنِ النِّسَاءِ فَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مَعَكَ وَمَلَائِكَتَهُ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَأَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَالْمُؤْمِنُونَ مَعَكَ
"Wahai Rasulullah, apa yang memberatkan anda dengan urusan para isteri tersebut. Jika anda menceraikan mereka, sesungguhnya ALLAH bersama anda, demikian juga para Malaikat: Jibril dan Mikail. Demikian pula saya, Abu Bakr dan kaum beriman akan menyokong anda."
[H.R Muslim]

Kemudian turunlah firman ALLAH:

.إِن تَتُوبَآ إِلَى ٱللَّهِ فَقَدۡ صَغَتۡ قُلُوبُكُمَاۖ وَإِن تَظَٰهَرَا عَلَيۡهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ مَوۡلَىٰهُ وَجِبۡرِيلُ وَصَٰلِحُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَٱلۡمَلَٰئِكَةُ بَعۡدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ
عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبۡدِلَهُۥٓ أَزۡوَٰجًا خَيۡرٗا مِّنكُنَّ مُسۡلِمَٰتٖ مُّؤۡمِنَٰتٖ قَٰنِتَٰتٖ تَٰئِبَٰتٍ عَٰبِدَٰتٖ سَٰئِحَٰتٖ ثَيِّبَٰتٖ وَأَبۡكَارٗا
"Jika kalian berdua bertaubat kepada ALLAH, sungguh hati kalian berdua telah (sebelumnya condong pada penyimpangan). Jika kalian berdua bantu-membantu (untuk menyusahkan Naa ALLAH adalah pelindung beliau (Nabi), demikian pula Jibril dan orang-orang beriman yang soleh. Para Malaikat lain pun setelah itu akan menolong beliau. Boleh jadi jika beliau menceraikan kalian, (ALLAH) Rabb beliau akan menggantikan untuk beliau isteri-isteri yang lebih baik dari kalian, iaitu isteri-isteri yang muslimah, beriman, tunduk taat, banyak bertaubat, banyak beribadah, banyak berpuasa, baik janda ataupun gadis."
[Q.S At-Tahrim 66:4-5]

4⃣ Tawanan Badr
Setelah perang Badr, ada beberapa orang kaum musyrikin yang menjadi tawanan kaum muslimin. Sebahagian mereka adalah kerabat dekat dari kaum muslimin yang berperang bersama Nabi. Nabi bermusyawarah meminta pendapat Abu Bakr dan Umar tentang sikap bagaimana sebaiknya terhadap para tawanan itu. Abu Bakr radhiyallahu'anhu memberikan usulan:

"Wahai Nabiyyullah, mereka adalah sepupu dan kerabat dekat kita. Sebaiknya kita mengambil tebusan dari mereka sehingga kita memiliki kekuatan terhadap orang-orang kafir. Semoga ALLAH memberikan hidayah Islam kepada mereka."
Sedangkan Umar mengatakan:

.لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَرَى الَّذِي رَأَى أَبُو بَكْرٍ وَلَكِنِّي أَرَى أَنْ تُمَكِّنَّا فَنَضْرِبَ أَعْنَاقَهُمْ فَتُمَكِّنَ عَلِيًّا مِنْ عَقِيلٍ فَيَضْرِبَ عُنُقَهُ وَتُمَكِّنِّي مِنْ فُلَانٍ نَسِيبًا لِعُمَرَ فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَإِنَّ هَؤُلَاءِ أَئِمَّةُ الْكُفْرِ وَصَنَادِيدُهَا
"Tidak demi ALLAH! Wahai Rasulullah, aku tidak berpendapat seperti pendapat Abu Bakr. Aku berpendapat mestinya kita penggal saja leher mereka. Berikan kesempatan Ali untuk memenggal leher Aqil (kerabat Ali). Berikan kesempatan kepadaku untuk memenggal leher kerabat Umar. Kerana mereka itu adalah para pemimpin kekufuran."
[H.R Muslim]
Nabi cenderung pada pendapat Abu Bakr. ALLAH kemudian menurunkan ayat-NYA sebagai teguran kepada Nabi:

مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَكُونَ لَهُۥٓ أَسۡرَىٰ حَتَّىٰ يُثۡخِنَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ ٱلدُّنۡيَا وَٱللَّهُ يُرِيدُ ٱلۡأٓخِرَةَۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
لَّوۡلَا كِتَٰبٞ مِّنَ ٱللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمۡ فِيمَآ أَخَذۡتُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
"Tidak boleh bagi Nabi memiliki tawanan perang (dari musuhnya) hingga telah (berusaha keras dan banyak berperang) di muka bumi. Apakah kalian menginginkan (kenikmatan) dunia, sedangkan ALLAH menginginkan (kehidupan) akhirat (untuk kalian). Dan ALLAH Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalaulah tidak kerana ketetapan dari ALLAH (dalam Lauhul Mahfudzh) yang telah terdahulu (tertulisnya), nescaya (ALLAH) akan menimpakan kepada kalian adzab yang pedih kerana apa yang telah kalian ambil (berupa tebusan itu)."
[QS. Al-Anfaal 8:67-68]

5⃣ Nabi akan Mensolati Kaum Munafikin
Saat seorang tokoh munafiq akbar: *Abdullah bin Ubay* meninggal dunia. Rasulullah ﷺ beranjak akan mensolatkan. Begitu tingginya kualiti akhlak dan kasih sayang Rasul kepada umatnya, meski semasa hidup Abdullah bin Ubay senantiasa melancarkan kata-kata kekafiran dan menampakkan tanda-tanda kemunafikan. Umar kemudian bertanya:

"Wahai Rasulullah, apakah anda akan mensolatinya, padahal ALLAH telah melarangnya? Wahai Rasulullah, apakah anda akan mensolati musuh ALLAH yang telah mengucapkan kata-kata demikian dan demikian (Umar menyebutkan contoh-contoh kebiadaban ucapan Abdullah bin Ubai di masa lalu dalam menyerang Islam)."
Rasul tersenyum dan berkata:

_*"Wahai Umar, ALLAH tidak melarang, tapi memberikan pilihan kepadaku:"*_

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ
"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka 70 kali, namun ALLAH tidak akan memberikan ampun kepada mereka..."
[Q.S at-Taubah 9:80]
Rasul kemudian menyatakan:

"Aku akan menambah jumlah istighfarku untuknya lebih dari 70 kali , semoga dengan itu ia diampuni."

Kemudian Rasul mensolatinya. Tidak berapa lama setelah selesainya solat jenazah, turunlah firman ALLAH yang memberikan keputusan tegas bahwa tidak boleh ada lagi solat jenazah ataupun permintaan istighfar bagi orang munafiq akbar:

وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ
"Dan janganlah engkau mensolati seorangpun di antara mereka yang meninggal dan janganlah engkau berdiri (mendoakan ampunan) di kuburannya."
[Q.S At-Taubah 9:84]

Lima poin di atas adalah kejadian-kejadian kesesuaian pendapat Umar dengan turunnya ayat Al-Qur'an. Jumlah 5 tersebut bukanlah batasan. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani mengisyaratkan setidaknya ada 15 kejadian yang pendapat Umar sesuai dengan turunnya Al-Qur'an.
[Fathul Baari syarh Shahih al-Bukhari (1/505)]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia

#SirahUmar8b

Friday 15 November 2019

021.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 8⃣a

Pendapat Umar Tepat yang Sesuai dengan Turunnya Ayat al-Quran


Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu termasuk orang yang terbimbing dan mendapatkan ilham yang tepat sesuai kebenaran.

عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ « قَدْ كَانَ يَكُونُ فِى الأُمَمِ قَبْلَكُمْ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُنْ فِى أُمَّتِى مِنْهُمْ أَحَدٌ فَإِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ مِنْهُمْ »
Dari Aisyah –semoga ALLAH meridhainya- dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda:
"Pada umat sebelum kalian, terdapat orang-orang 'muhaddatsun' (yang diberi ilham). Jika hal itu terdapat pada umatku, sesungguhnya Umar termasuk di antara mereka."
[H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah dan Muslim dari Aisyah]

قَالَ عُمَرُ وَافَقْتُ رَبِّى فِى ثَلاَثٍ فِى مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ وَفِى الْحِجَابِ وَفِى أُسَارَى بَدْرٍ
Umar berkata: "Pendapatku sesuai dengan (wahyu) Rabbku dalam 3 keadaan: tentang Maqam Ibrahim, tentang hijab, dan tentang tawanan-tawanan Badr."
[H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai riwayat Muslim]

Dalam riwayat tersebut, Umar menyatakan ada 3⃣ keadaan. Namun, itu bukanlah pembatasan. Dalam beberapa riwayat al-Bukhari dan Muslim, setidaknya ada 5⃣ kejadian yang Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu pendapatnya tepat sesuai turunnya Al-Qur'an:

1⃣ Solat di belakang Maqam Ibrahim
Umar pernah berkata kepada Rasulullah ﷺ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْنَا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
"Wahai Rasulullah, bagaimana kalau seandainya kita menjadikan maqam Ibrahim (tempat berdiri Ibrahim saat membangun asas Ka'bah) sebagai tempat solat?"
Kemudian turunlah firman ALLAH ﷻ:
...وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى...
"Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat solat."
(Q.S Al-Baqarah ayat 125)
[H.R al-Bukhari]


2⃣ Hijab
Umar berkata kepada Nabi:

يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ أَمَرْتَ نِسَاءَكَ أَنْ يَحْتَجِبْنَ فَإِنَّهُ يُكَلِّمُهُنَّ الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ
"Wahai Rasulullah, kalau seandainya anda memerintahkan kepada para isteri anda untuk berhijab, kerana sesungguhnya yang berbicara kepada mereka adalah orang-orang yang baik maupun yang fajir."
[H.R al-Bukhari]
Kemudian turunlah firman ALLAH:

يَٰأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan para wanita orang-orang beriman, hendaklah mereka menutupkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
[Q.S Al-Ahzab ayat 59]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar8

Friday 8 November 2019

020.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah

UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 7⃣


Syaithan pun Lari Menjauh Darinya
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Umar:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ قَطُّ سَالِكًا فَجًّا إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ
"Demi (ALLAH) yang jiwaku berada di Tangan-NYA, tidaklah syaithan bertemu denganmu pada suatu jalan, kecuali ia akan berusaha mencari jalan lain selain jalan yang akan kau lalui."
[H.R al-Bukhari dan Muslim dari Sa'ad bin Abi Waqqash]

Dalam hadits lain Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَخَافُ مِنْكَ يَا عُمَرُ
"Sesungguhnya syaithan benar-benar takut kepadamu wahai Umar."
[H.R at-Tirmidzi dari Buraidah]
Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ
"Sesungguhnya aku benar-benar melihat syaithan manusia dan jin telah lari meninggalkan Umar."
(H.R at-Tirmidzi dan an-Nasai dari Aisyah) Dalam riwayat lain dalam hadits, dinyatakan:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَلْقَى عُمَرَ مُنْذُ أَسْلَمَ إِلَّا خَرَّ لِوَجْهِهِ 
"Sesungguhnya syaithan tidaklah bertemu Umar sejak ia masuk Islam kecuali akan tersungkur pada wajahnya."
[H.R at-Thabarani dari Asma', dinukil oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari]

Hadits itu menunjukkan bahawa menjauhnya syaithan dari Umar adalah kerana keIslamannya, kerana keimanannya yang sangat kuat. Bukan kerana rupabentuk fizikal atau tabiat bawaan yang sudah ada sebelum ia masuk Islam.

Memang, syaithan dapat ditundukkan oleh orang-orang beriman tertentu, bukanlah khusus pada Umar sahaja. Setiap orang beriman yang sangat kuat keimanannya, syaithan takut dan menjauh darinya. Syaithan juga dapat ditundukkan. Akan tetapi, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu adalah termasuk yang terdepan mendapatkan keutamaan demikian.

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُنْضِي شَيَاطِينَهُ كَمَا يُنْضِي أَحَدُكُمْ بَعِيرَهُ فِي السَّفَرِ
"Sesungguhnya orang beriman benar-benar menaklukkan syaithan-syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian menaklukkan untanya saat safar."
[H.R Ahmad dari Abu Hurairah, disahihkan Syaikh al-Albani dalam Silsilah as-Sahihah]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar7

Friday 1 November 2019

019.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 6⃣


Tidak Tergesa-gesa Menyebar Berita yang Tidak Jelas
Pernah beredar isu bahwa Nabi ﷺ telah menceraikan para isteri beliau. Isu ini berkembang saat Nabi melakukan ila' (bersumpah untuk tidak berhubungan dengan para isteri beliau selama sebulan). Nabi selama sebulan tidak memasuki rumah isteri mana pun. Beliau menyendiri di ruangan khusus. Ruangan yang penuh kesederhanaan.

Sebahagian kaum muslimin sudah meyakini bahwa Nabi telah benar-benar menceraikan para isteri beliau. Hal itu terasa sangat menyedihkan bagi mereka. Sesuatu yang terasa berat dirasakan Nabi, turut pula memukul perasaan  para Sahabat. Bagi mereka, perasaan sedih yang dirasakan Nabi, lebih dahsyat pengaruhnya dibandingkan berita serangan musuh Ghassan dari Syam.

Padahal, sebenarnya itu sekedar isu. Nabi tidak menceraikan para isterinya. Beliau melakukan ilaa' sekedar untuk memberi pelajaran kepada para isteri, ibunda kaum beriman.

Tetangga Umar bin al-Khaththab yang pertama kali mengetuk pintu rumah Umar. Seorang Sahabat Ansar ini memang selalu bergantian dengan Umar mendatangi majlis Nabi. Jika di suatu hari dia bekerja mencari penghidupan bagi keluarganya, Umarlah yang mendatangi majlis Nabi, mendulang ilmu atau perintah-perintah mahupun hikmah penting dari Nabi. Keesokannya, giliran Sahabat Ansar ini yang mendatangi majlis Nabi sedangkan Umar bekerja. Bagi yang dapat hadir di majlis Nabi, menyampaikan kepada tetangganya yang tidak dapat hadir. Demikianlah harmoni yang indah tanpa mengabaikan kewajiban pada keluarga dan juga kewajiban menuntut ilmu.

Suatu hari, pintu rumah Umar diketuknya dengan keras, hingga Umar pun bergegas keluar dengan pakaian seadanya. Seorang Sahabat Anshar tetangga Umar ini kemudian berkata:

"Telah terjadi peristiwa besar!"* Umar bertanya: "Apakah pasukan Ghassan datang menyerang?" Sahabat Anshar itu berkata:
"Ini lebih gawat lagi. Nabi ﷺ telah menceraikan para isteri beliau!"

Pasukan Ghassan adalah kaum kafir perwakilan Rom yang ada di Syam yang berpotensi menyerang kaum Muslimin di Madinah. Dalam beberapa hari sebelum itu beredar khabar rencana penyerangan pasukan Ghassan tersebut. Namun ternyata, bagi sebagian Sahabat Nabi, khabar bahawa Nabi menceraikan para isterinya itu lebih dahsyat dibandingkan jika pasukan Ghassan benar-benar menyerang Madinah.

Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu kemudian bertekad untuk memastikan kebenaran informasi itu. Beliau menempuh cara-cara yang sesuai dengan adab yang baik dan tepat.

Di masjid, Umar melihat banyak wajah-wajah bersedih. Para Sahabat memukul-mukulkan kerikil ke tanah, dalam suasana muram. Umar mendatangi anaknya yang juga merupakan isteri Nabi, iaitu Hafshah radhiyallahu'anha. Beliau menasihatinya dengan nasihat yang keras dan berpengaruh. Umar juga bertanya kepada anaknya,

"Apakah Nabi menceraikan engkau?" Hafshah menyatakan, "Aku tidak tahu." Hafshah menjawab demikian sambil berurai air mata. Umar pun bergegas ingin menemui Nabi. Beliau mengetahui bahwa Nabi berada di suatu ruangan khusus dekat tempat penyimpanan makanan beliau untuk keluarganya. Di luar terlihat ada hamba sahaya Nabi yang bernama Rabah sedang berjaga. Umar mengetahui bahwa Nabi berada di tempat yang posisinya di atas. Umar pun berkata kepada Robah,

"Mintakan izin untuk aku bertemu dengan Rasulullah ﷺ." Rabah hanya memandang ke arah Umar kemudian melihat ke arah Nabi tanpa berucap apa pun. Kembali Umar berkata kepada Rabah agar meminta izin untuk menemui Nabi, tapi Rabah tidak berucap apa pun. Pada kali ketiga, Umar kemudian berteriak keras,

"Wahai Rabah, mintakanlah izin aku untuk bertemu dengan Rasulullah ﷺ. Aku menyangka beliau mengetahui bahawa maksud kedatanganku adalah terkait Hafshah. Demi ALLAH, jika Nabi memerintahkan kepadaku untuk memenggal leher Hafshah, nescaya aku akan melakukannya!!"
Umar berteriak dengan demikian keras agar terdengar oleh Nabi. Nabi pun mendengar teriakan Umar itu. Beliau memberikan isyarat agar Umar dipersilakan masuk ruangan dan naik ke tempat yang di atas.

Tempat itu sangat sederhana. Bukan tangga seperti sekarang yang kita kenal untuk mencapai bagian atasnya. Tapi sekadar pelepah kurma. Nabi sedang berbaring di atas tikar kasar. Kepalang kasarnya tikar itu sampai menimbulkan guratan di kulit Nabi yang mulia. Umar pun memandang ke arah tempat penyimpanan makanan. Ternyata yang ada hanya sekadar ukuran 1 so' gandum, sekitar 4 kali cedukan 2 telapak tangan manusia normal. Melihat demikian sederhananya kehidupan Nabi, Umar bin al-Khaththab menangis. Nabi bertanya,
"Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Umar?" Umar menyatakan, "Bagaimana aku tidak menangis melihat keadaan anda, wahai Rasulullah? Tikar yang menjadi alas anda sedemikian kasar hingga mengguratkan bekas di kulit anda. Aku juga melihat persediaan makan yang ada di ruangan ini seperti yang kulihat (hanya sedikit sekali). Padahal anda adalah manusia pilihan yang dicintai ALLAH. Sebaliknya, para penguasa Rom dan Parsi mereka bermegah-megahan dengan berlimpahnya harta dunia, sedangkan mereka kaum yang tidak menyembah ALLAH." Nabi bersabda:

"Tidakkah engkau rela wahai putera al-Khaththab, jika kita mendapatkan (kenikmatan) akhirat, sedangkan bagi mereka (kenikmatan) dunia?" Dalam riwayat lain Nabi bersabda:
"Mereka adalah orang-orang yang disegerakan balasan kebaikannya (hanya untuk) kehidupan dunia."

Umar menceritakan suasana saat itu. Pada awalnya pada wajah Nabi ﷺ terlihat kemarahan. Namun, secara beransur-angsur kemarahan itu mereda, berubah menjadi keceriaan. Beliau beberapa kali tersenyum dalam perbincangan yang hangat dengan Umar. Umar berkata kepada Nabi, "Apakah memberatkan anda dengan keadaan para isteri anda? Sebenarnya, jika anda menceraikan mereka, sesungguhnya ALLAH akan bersama anda. Demikian juga para Malaikat: Jibril dan Mikail, aku, Abu Bakr, dan kaum beriman akan bersama anda." Subhanallah, ternyata ucapan Umar ini dibenarkan oleh ALLAH ﷻ. ALLAH menurunkan firman-NYA surah At-Tahrim ayat 4;

...وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ
"...dan jika kalian berdua bersekongkol untuk menyakiti Nabi, sesungguhnya ALLAH adalah pelindungnya. Demikian juga Jibril, orang-orang soleh dan para Malaikat (lainnya) akan menolongnya."
[Q.S At-Tahrim 66:4]

Kemudian Umar bertanya tentang isu yang berkembang, apakah Nabi telah menceraikan para isteri beliau. Nabi menjawab: "Tidak." Mendengar jawaban itu, Umar bertakbir sebagai ungkapan syukur. Kemudian Umar menyampaikan kepada Nabi bahwa saat tadi ia melihat di masjid banyak wajah murung kerana merasa sangat sedih dan menganggap Nabi telah menceraikan para isteri beliau. "Apakah aku boleh mengkhabarkan berita ini kepada manusia", tanya Umar. Nabi pun mempersilakan. Umar pun bergegas turun menuju masjid. Sampai di pintu masjid Umar berteriak keras:
"Nabi tidaklah menceraikan para isterinya."

Turunlah firman ALLAH dalam ayat yang menjadi pembahasan kita kali ini, surat An-Nisa' ayat 83, yang memberikan bimbingan bagi kaum beriman dalam menerima informasi, tidak tergesa-gesa menyebarkannya. Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu berkata: "Aku termasuk orang yang beristinbath (menggali informasi langsung dari sumbernya/ pihak yang sewajarnya) seperti yang disebutkan dalam ayat itu."

Kisah perjuangan Umar dalam menggali informasi yang benar bahwa Nabi tidak menceraikan isteri beliau tersebut terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim. Khusus hadits yang menyebutkan bahwa kisah itu melatarbelakangi turunnya surat An-Nisa' ayat 83, terdapat dalam Sahih Muslim Kitabut Thalaq.



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar6