Friday 24 April 2020

027.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 1⃣3⃣

Umar adalah Pintu Penutup Fitnah (Kerosakan) Bagi Umat


Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu pernah bertanya kepada para Sahabat dan Tabi'in yang hadir di sekitar beliau saat itu:
"Siapakah di antara kalian yang pernah mendengar hadits Nabi tentang fitnah?" Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu'anhu berkata:
"Aku pernah mendengar hal itu dari Nabi. Fitnah yang melanda seorang laki-laki pada keluarga, harta, anak-anak, dan tetangganya, dapat dihapus dengan solat, puasa, sedekah, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari kemunkaran." Umar berkata:
"Bukan itu yang aku maksudkan. Fitnah yang aku ingin tanyakan adalah fitnah yang datang bergelombang bagaikan gelombang laut." Hudzaifah menyatakan:
"Jangan khuatir wahai Amirul Mu'minin, sesungguhnya anda tidak akan mengalaminya. Kerana ada pintu tertutup yang menghalanginya." Umar bertanya:
"Apakah pintu itu nanti akan terbuka atau rosak?" Hudzaifah menyatakan:
"Pintu itu akan rosak, tidak akan kembali menutup selamanya."*

Percakapan Umar dengan Hudzaifah tersebut terdapat dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim. Para Ulama yang mendengar hadits tersebut pernah meminta kepada Masruq untuk bertanya siapakah yang dimaksud dengan pintu itu? Masruq bertanya kepada Hudzaifah dan Hudzaifah menjelaskan bahwa


PINTU ITU ADALAH UMAR SENDIRI.
Ertinya, Umar tidak akan mengalami fitnah itu kerana beliaulah yang merupakan pintu penutup fitnah melanda umat Islam. Saat beliau meninggal dunia, yang diibaratkan sebagai pintu yang rosak atau pecah, gelombang fitnah itu masuk dan menimbulkan kerosakan.


☝🏻..insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa 🇲🇾. Juga terdapat di dalam bahasa 🇲🇨 terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy 🇲🇾
📚 t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 t.me/radiomuslimmy
#SirahUmar13


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar13

Friday 10 April 2020

026.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 1⃣2⃣


Umar 'Mengubati' Shabigh


Salah satu penyakit penyimpangan dalam hati adalah selalu bertanya-tanya tentang ayat-ayat mutasyabihat. Pertanyaan bukan dalam rangka mencari tahu makna yang benar, tapi untuk menebarkan fitnah.

ALLAH ﷻ berfirman:

*هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ* 
"DIA-lah ALLAH) yang menurunkan kepadamu Kitab. Di antaranya ada yang berupa ayat-ayat muhkam, yang itu adalah induk (isi) Kitab, sedangkan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang yang di hati mereka terdapat penyimpangan, mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat itu dalam rangka mencari fitnah dan mencari-cari penakwilannya..."
[Q.S Ali Imran ayat 7]

Pernah ada seseorang bernama Shabigh bin 'Isl dari Iraq yang memiliki sifat demikian. Ia suka bertanya-tanya tentang ayat-ayat mutasyabihat. Ada seseorang yang mengkhabarkan kepada Umar bin al-Khaththab  -sebagai Amirul Mukminin waktu itu- tentang 'penyakit' Shabigh tersebut. 

Umar pun berdoa:

*اللَّهُمَّ أَمْكِنِّي مِنْهُ* 
"Ya ALLAH, berikan aku kemampuan untuk menanganinya."*
[H.R al-Ajurriy dalam asy-Syariah]

Umar sudah menyiapkan sekian pelepah kurma sebagai _ubat_ untuknya.

Saat Shabigh datang, ia bertanya kepada Umar tentang makna ayat-ayat permulaan surat adz-Dzaariyaat. Umar pun menjelaskan makna ayat per ayat yang ditanyakan. Diriwayatkan bahwa setiap kali menjelaskan setiap ayat, Umar menyatakan:

*وَلَوْلا أَنِّي  سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُهُ مَا قُلْتُهُ* 
"(Demikianlah penjelasannya). Kalaulah aku tidak mendengar Rasulullah ﷺ menyampaikannya, aku tidak akan mengatakan demikian."

Kemudian Umar pun memukul Shabigh dengan pelepah kurma sebanyak 100 kali pukulan hingga kepalanya berdarah. Bahkan aliran darah itu sampai kakinya. Setelah itu Shabigh diberi kesempatan beristirahat hingga sembuh luka di kepalanya. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahawa setelah sembuh pada tahapan pertama ini dari luka di kepalanya, Shabigh dipukul lagi 100 kali. Hingga Shabigh menyatakan:

"Wahai Amirul Mukminin, jika anda hendak membunuhku, bunuhlah aku dengan cara yang baik. Namun jika anda menginginkan agar syubhat dalam kepalaku hilang, sesungguhnya itu sudah hilang."_

Kemudian Umar mengutus orang untuk membawa Shabigh ke Basrah dan berpesan agar jangan sampai ada Muslim yang berbicara atau duduk bermajlis dengan Shabigh. Setiap kali Shabigh hendak menuju suatu majlis, majlis itu bubar, kerana ingat dengan pesan Umar. Shabigh menjadi hina setelah sebelumnya mulia di tengah-tengah kaumnya.

Dijauhi oleh orang ramai telah membuatkan Shabigh benar-benar menderita. Beberapa waktu berselang, ia kemudian bersumpah dengan sungguh-sungguh kepada Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu'anhu bahwa ia telah benar-benar bertaubat dan berubah. Abu Musa pun mengirim surat kepada Umar, dan Umar pun memperbolehkan manusia bergaul lagi dengan Shabigh.

Kisah tentang sikap Umar terhadap Shabigh ini diriwayatkan oleh para Ulama dalam sebahagian kitab-kitab mereka seperti asy-Syariah karya al-Imam al-Ajurriy, al-Ibanah karya Ibnu Baththah, Sunan ad-Darimi, Musnad al-Bazzar, Musnad Abdurrazzaq, Syarh Ushul I'tiqad Ahlissunnah karya al-Lalikaa-iy dan lainnya.

Terapi yang diterapkan Umar kepada Shabigh tersebut benar-benar memberikan hasil yang sangat baik bagi Shabigh. Bahkan, saat ada sekelompok orang yang mengajak Shabigh untuk ikut dalam kelompok Khawarij, Shabigh tidak mau mengikutinya. Shabigh merasa bahawa hukuman Umar terhadapnya telah menimbulkan rasa serik. Ia benar-benar enggan untuk ikut pelbagai pemikiran yang menyimpang. Shabigh berkata:

*هَيْهَاتَ، نَفَعَنِي اللَّهُ بِمَوْعِظَةِ الرَّجُلِ الصَّالِحِ*
"Tidak, sungguh jauh hal itu untuk kulakukan. ALLAH telah memberikan manfaat kepadaku dengan nasihat dari seorang laki-laki yang soleh (Umar bin al-Khaththab)."
[al-Ibaanah al-Kubra karya Ibnu Baththah(1/417)]

Sikap tegas Umar terhadap orang yang memiliki pemikiran menyimpang menjadi pelajaran berharga yang ingin diikuti oleh para Ulama setelahnya. Saat ada seseorang yang terus-menerus bertanya tentang ayat Al-Qur'an padahal sudah jelas baginya, dengan sikap pertanyaan yang tidak semestinya dilakukan, Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma berkata:

*أَتَدْرُونَ مَا مَثَلُ هَذَا مَثَلُ صَبِيغٍ الَّذِي ضَرَبَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ* 
"Tahukah kalian, seperti apa permisalan orang ini? Ia adalah seperti Shabigh yang dipukul oleh Umar bin al-Khaththab."
[H.R Malik dalam Muwaththa']

Al-Imam asy-Syafi'i (wafat 204H) rahimahullah berkata:

*حُكْمِي فِي أَهْلِ الكَلاَمِ، حُكْمُ عُمَرَ فِي صَبِيْغٍ* 
"Menurutku, hukuman yang tepat bagi orang ahli filsafat adalah seperti hukuman Umar kepada Shabigh."

[H.R adz-Dzahabiy dalam Tarikhul Islam]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUmar12