Friday 17 September 2021

049.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

    ••{ Bismillahirrahmanirrahim }••

SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
UTSMAN BIN AFFAN RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 1️⃣4️⃣
Menjemput Syahadah 1/2


Kejayaan Islam semakin terlihat dengan perluasan wilayah-wilayah baru di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Hal ini menimbulkan kejengkelan pada orang-orang Yahudi. Salah satu Yahudi yang membenci hal itu adalah Abdullah bin Saba'. Ia berpura-pura sebagai Muslim, menyamar masuk ingin menebarkan fitnah. Ia berusaha mempengaruhi kaum Muslimin untuk membenci pemimpinnya yang mulia, iaitu Utsman bin Affan.

Ia berkeliling untuk misi jahatnya itu. Makkah, Madinah dan Syam ia jelajahi. Namun penduduknya tidak dapat dipengaruhi. Rakyat di wilayah-wilayah itu faham benar keutamaan Utsman. Namun, di Mesir ia mulai berhasil menanamkan pengaruh. Orang-orang bodoh yang hanya punya berbekal semangat buta ikut bergabung bersamanya. Beberapa syubhat ditebarkan untuk menjauhkan rakyat dari pemimpinnya. Orang-orang Mesir ini mendapat sokongan juga dari Iraq. Mereka pun berangkat menuju Madinah untuk menemui Utsman. Namun, syubhat-syubhat mereka dapat disingkap oleh Utsman. Mereka pun kembali hendak menuju Mesir. Di tengah perjalanan pulang, terdapat surat palsu yang mengatasnamakan Utsman bahwa Utsman memerintahkan pada gabernor Mesir untuk menangkap dan membunuh orang-orang itu. Padahal Utsman sama sekali tidak memerintahkan demikian dan tidak ada sangkut-pautnya sama sekali dengan surat itu. Itu hanyalah surat palsu yang dibuat oleh pihak penyebar fitnah.

Akhirnya sekelompok orang datang lagi ke Madinah. Merasa bahwa Utsman memang tidak layak jadi pemimpin. Terjadilah pengepungan di rumah Utsman. Namun, awalnya mereka menampakkan diri seakan-akan hendak bermusyawarah dengan Utsman. Tentu saja tidak akan ada yang menghalangi rakyat yang ingin bermusyawarah dengan pemimpinnya. Sehingga tidak ada yang mengira sebelumnya akibatnya adalah terbunuhnya Utsman.

Masa itu adalah musim haji. Banyak para Sahabat yang berangkat berhaji. Sebagian kecil Sahabat yang tersisa sempat berjaga di rumah Utsman dan siap membela beliau, namun Utsman tidak meridhainya. Terjadilah pengepungan oleh pihak-pihak yang zhalim yang membuat Utsman tertahan di rumah beliau. 

Seorang Sahabat mulia yang sudah lanjut usia, memakmurkan hidupnya dengan pengabdian kepada ALLAH, bermanfaat bagi banyak kaum Muslimin, justeru dihalangi keluar dari rumahnya. Ia tidak dapat menuju masjid untuk beribadah, padahal perluasan wilayah masjid itu dulu dengan sebab hartanya. Utsman menyatakan:

هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ الْمَسْجِدَ ضَاقَ بِأَهْلِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَنْ يَشْتَرِي بُقْعَةَ آلِ فُلَانٍ فَيَزِيدَهَا فِي الْمَسْجِدِ بِخَيْرٍ مِنْهَا فِي الْجَنَّةِ فَاشْتَرَيْتُهَا مِنْ صُلْبِ مَالِي فَأَنْتُمْ الْيَوْمَ *تَمْنَعُونِي أَنْ أُصَلِّيَ فِيهَا رَكْعَتَيْنِ
"Tidakkah kalian tahu bahawasanya masjid dulunya sempit hingga Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang membeli tanah keluarga Fulan untuk ditambahkan memperluas masjid ia akan mendapat yang lebih baik di syurga."
"Kemudian aku membelinya dari hartaku. Sedangkan kalian saat ini mencegah aku untuk sekadar solat 2 rakaat di dalam masjid itu!"
[H.R at-Tirmidzi]

Dihalangi pula untuk meminum air yang segar dari sumur Rumah yang dulu ia wakafkan untuk kaum muslimin.
Utsman menyatakan:

هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ يُسْتَعْذَبُ غَيْرَ بِئْرِ رُومَةَ فَقَالَ مَنْ يَشْتَرِي بِئْرَ رُومَةَ فَيَجْعَلَ دَلْوَهُ مَعَ دِلَاءِ الْمُسْلِمِينَ بِخَيْرٍ لَهُ مِنْهَا فِي الْجَنَّةِ فَاشْتَرَيْتُهَا مِنْ صُلْبِ مَالِي فَأَنْتُمْ الْيَوْمَ تَمْنَعُونِي أَنْ أَشْرَبَ حَتَّى أَشْرَبَ مِنْ مَاءِ الْبَحْر
"Tidakkah kalian tahu bahwasanya Rasulullah ﷺ tiba di Madinah dalam keadaan tidak ada air tawar di sana selain dari sumur Rumah. Nabi bersabda:
"Barangsiapa yang membeli sumur Rumah kemudian ia jadikan timbanya bersama timba-timba kaum muslimin, akan mendapatkan yang lebih baik dari itu di syurga." Kemudian aku pun membelinya dari hartaku. Sedangkan kalian saat ini melarangku minum sampai aku minum dari air laut!"
[H.R at-Tirmidzi]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Muslim Malaysia
#SirahUtsman14

Friday 10 September 2021

Mencari Asy-Syafie (II)

••{ ﷽ }••



...sambungan (artikel sebelum),
Berikut adalah beberapa perkataan al-Imam asy-Syafie rahimahullah yang sangat memotivasikan. Semoga bermanfaat.


ILMU
Ilmu itu bukan hanya (tentang) banyaknya yang telah dihafal.
Namun, ilmu adalah yang memberikan manfaat.
[📚 Tadzkiratus Sami' Ibnu Jama'ah, hlm. 48]¹

Siapa yang ingin agar ALLAH membukakan pintu hatinya dan memberikan ilmu kepadanya, maka hendaklah sering menyendiri (fokus melakukan ibadah), mempersedikit makan, tidak berbaur dengan orang bodoh dan tidak pula dengan sebahagian orang berilmu yang tidak memiliki keadilan dan tidak beradab.
[📚 Bustanul Arifin lil Imam an-Nawawi, 47]

Termasuk sikap merendahkan ilmu adalah dengan engkau mendebat semua orang yang mendebatmu dan melayani bantahan semua orang yang membantahmu.
[📚 Manaqib asy-Syafie, karya al-Baihaqy, jilid 2 hlm. 151]

Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan pada dirinya. Maka dari itu, jangan sampai ada perkenalan dan persahabatan antara dirimu dan dirinya.
[📚 Tawaalii at-Ta'nis bi Ma'aalii Ibn Idriis, hlm. 168]

Yunus bin Abil A’la rahimahullah mengatakan, aku mendengar asy-Syafie berkata,
Jika aku melihat seorang lelaki ahli hadits, seolah-olah aku melihat sahabat Nabi ﷺ.
[📚 Talbis Iblis, Ibnul Jauzi rahimahullah, 33—34]


KEMULIAAN JIWA
Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara:
• Menyembunyikan kefakiran hingga orang lain menyangka bahawa engkau berkecukupan.
• Menyembunyikan kemarahan hingga orang lain menyangka bahawa engkau redha.
• Menyembunyikan penderitaan hingga orang lain menyangka bahawa engkau hidup enak.
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Fakhruddin ar-Razi, jilid 2 hlm. 188]

Seandainya engkau mencurahkan segala upaya dan kesungguhan agar semua manusia meredhaimu maka hal itu tak akan dapat dicapai. Jika demikian hakikatnya maka ikhlaskan amal dan niatmu kerana ALLAH semata..
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Baihaqi 2/173]

Meraih keredhaan semua manusia adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai. Sebab, tidak ada jalan untuk selamat dari (celaan) mereka. Oleh kerana itu, hendaknya engkau melakukan hal yang bermanfaat bagimu dan konsistenlah.
[📚 Siyar A'lam an-Nubala' lidz Dzahabi, 8/423]

Barangsiapa yang mengadu-domba orang lain padamu maka dia akan mengadu-domba dirimu kepada orang lain. Barangsiapa yang memberitakan aib orang kepadamu maka dia akan memberitakan aibmu kepada orang lain. Barangsiapa yang jika engkau membuatnya senang maka dia akan menyanjungmu dengan sesuatu yang tidak ada padamu, maka jika engkau membuatnya marah dia akan menjelekkanmu dengan sesuatu yang tidak ada padamu.
[📚 Manaqib Asy-Syafie lil Baihaqi, 2/197]

Siapa yang melakukan namimah untuk membela dirimu, maka dia juga akan melakukan namimah dengan menjadikan dirimu sebagai korban. Dan siapa yang mengabarkan keburukan orang lain kepadamu, maka dia juga akan mengabarkan tentang keburukan dirimu keada orang lain.
[📚 Tahzibul Asma' wal Lughat lin Nawawi, 1/56]

Al-Muzany berkata:
Aku mendengar As-Syafie berkata,
Barangsiapa dikuasai oleh kecintaan yang sangat kepada harta benda dunia, mesti ia akan menghambakan dirinya kepada para pemiliknya. Barangsiapa yang rela dengan pembagian ALLAH, nescaya akan sirna ketundukan kepada manusia.
[📚 Manaqib Asy-Syafi'e lil Baihaqi]


TAWADHDHU'
Tawadhu' termasuk akhlak orang-orang mulia, sedangkan takabbur merupakan salah satu perangai orang-orang tercela. Tawadhu' akan mewariskan kecintaan. Adapun qana'ah akan mewariskan rasa tenteram.
[📚 Siyar A'lam an-Nubala' lidz Dzahabi, 8/429]

Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah seorang yang tidak melihat kedudukan dirinya.
[📚 Siyar A'lamin Nubala' lidz-Dzahabi, 10/99]

Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang merasa tidak memiliki kemuliaan. Orang yang paling besar keutamaannya adalah orang yang merasa tidak memiliki keutamaan.
[📚 Syu’abul Iman lil Baihaqi, jilid 6 hlm. 304]



MURAQABAH
Imam Asy-Syafie mengatakan kepada muridnya al-Muzani rahimahumallah ta'ala.
Bertakwalah kepada ALLAH dan jadikanlah akhirat selalu di dalam hatimu. Jadikan kematian selalu berada dalam ingatanmu. Jangan lupakan tempat berdirimu di hadapan ALLAH. Hendaklah engkau selalu merasa takut kepada ALLAH,, hindarilah hal-hal yang dilarang dan tunaikan kewajiban-kewajiban-NYA dan teruslah bersama kebenaran di manapun berada.
[📚 Mukhtasar Tarikh Dimasyq (315/316)]

Menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu akan menerangi kalbu. Hendaknya engkau bertafakur dalam kesendirian dan sedikit makan. Janganlah engkau bergaul dengan orang-orang bodoh dan orang yang tidak jujur terhadapmu. Apabila engkau mengucapkan kalimat yang tidak bermanfaat bagimu, kalimat itu justeru akan menguasaimu dan engkau tidak dapat menguasainya.
[📚 Siyar A’lam an-Nubala' lidz Dzahabi, 8/429]

Imam asy-Syafie berkata dalam sya'irnya:  
 Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku  
Dia menasihatiku agar aku meninggalkan kemaksiatan  
“Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia dan karunia ALLAH tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
[📚 Al-Jawabul Kaafi li Ibnul Qayyim: 54]


PERTEMANAN
Jika engkau mempunyai teman (yang soleh), maka peganglah dia erat-erat dengan kedua tanganmu. Kerana sesungguhnya mencari teman (yang baik) itu sulit namun berpisah dengannya mudah.
[📓 Hilyatul Auliya li Abi Nu'aim, 9/121]

Sesungguhnya ALLAH memiliki hamba-hamba yang cerdas. Mereka mencampakan dunia serta merasa takut akan fitnahnya. Mereka memandangi dunia, tatkala mereka mengetahui bahawasanya hakikat dunia bukanlah negeri untuk ditempati. Mereka menjadikan dunia sebagaimana lautan (untuk diseberangi), dan menggunakan amalan soleh di dunia sebagai perahunya (untuk menghantarkan kepada kenikmatan yang abadi.
[📚 Diwan Al-Imam Asy-Syafie]

Aku mencintai orang-orang soleh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka. Semoga bersama mereka aku dapat mendapatkan syafa'at kelak. Aku membenci para pelaku maksiat meskipun aku tak berbeza dengan mereka. Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia.
[📚 Diwan Al-Imam Asy-Syafie]

Al-Imam Ibnu Muflih rahimahullah menukilkan dalam kitabnya, bahawa al-Imam asy-Syafie rahimahullah  pernah mengatakan,
Barangsiapa yang memberikan nasihat kepada saudaranya secara tersembunyi, maka sungguh ia telah menasihatinya serta menghiasinya. Dan barangsiapa yang memperingatkan saudaranya secara terang-terangan, maka sungguh dia telah membongkar keburukannya dan membuatnya hilang kehormatan.
[📚 Kitab Al-Adabusy Syari'ah libni Muflih Hal. 287, Jilid 1, Cetakan 'Alamul Kutub]

Tidaklah aku berdebat dengan seorang yang berilmu, kecuali pasti aku mampu mengalahkannya. Dan tidaklah aku berdebat dengan seorang yang jahil, kecuali pasti dia akan mengalahkanku. Kerana orang jahil tidak akan mampu mendatangkan dalil. Jika engkau berhasil membungkamnya dengan dalil dan hujjah, nescaya dia akan memhukummu dengan hinaan/cacian, celaan, dan boleh jadi dia mengangkat tongkatnya (untuk memukulmu, -pen). Inilah 'dalilnya orang lemah', iaitu berbuat zhalim.
[📚 Syarh al-Qawa'id al-Arba'ah halaman 52]


MEMBUNGKAM AJARAN SESAT
Al-Baihaqy rahimahullah berkata:
Al-Imam asy-Syafie sangat keras terhadap orang-orang mulhid dan ahli bid'ah, dan beliau terang-terangan menampakkan kebencian terhadap mereka dan menjauhi mereka.
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Baihaqi, jilid 1 hlm. 469]

Yunus bin Abdul A'la rahimahullah berkata:
Al-Imam asy-Syafie dahulu sering mencela Rafidhah, dan beliau mengatakan bahawa mereka adalah kelompok yang paling jahat.
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Fakhruddin ar-Razi, hlm. 142]

Dahulu Bisyr bin Ghiyats al-Mirrisi yang merupakan salah satu pemuka Mu'tazilah menolak ijma'. Suatu hari dia bertanya kepada al-Imam asy-Syafie di hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid dengan tujuan untuk menyudutkan beliau. Dia mengatakan,
"Engkau mendakwa bahawa ijma' itu ada, apakah engkau mengetahui sedikit saja perkara yang seluruh manusia sepakat atasnya?"

Maka beliau menjawab,
"Ya, manusia sepakat bahawa yang hadir ini (Khalifah) adalah Amirul mu'minin, siapa saja yang menyelisihinya maka dipenggal lehernya."

Maka dia pun terbungkam dan tidak mampu menjawab lagi.
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Baihaqi, jilid 1 hlm. 401]

Hukumku pada ahlil kalam, mereka dipukul dengan pelepah kurma, dan dinaikkan ke unta, kemudian diarak keliling di kabilah-kabilah dan suku-suku, kemudian diserukan tentang mereka ‘Ini balasan orang yang meninggalkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah dan menghadap diri kepada Ilmu Kalam’ (filsafat).

Seandainya seseorang mempelajari tasawuf sejak pagi hari, maka belum sampai waktu zuhur kecuali engkau akan menjumpainya telah menjadi orang yang dungu.
[📚 Manaqib asy-Syafie lil Baihaqi, jilid 2 hlm. 207]



Jum'at | 03 SHAFAR 1443H