Friday 22 November 2019

022.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 8⃣b

Pendapat Umar Tepat yang Sesuai dengan Turunnya Ayat Al-Qur'an



3⃣ Memberikan Pilihan kepada Isteri-isteri Nabi
Saat isteri-isteri Nabi merasa cemburu dan melakukan hal-hal yang membuat sedih Nabi, hingga Nabi sempat menyendiri, Umar mendatangi Nabi dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا يَشُقُّ عَلَيْكَ مِنْ شَأْنِ النِّسَاءِ فَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مَعَكَ وَمَلَائِكَتَهُ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَأَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَالْمُؤْمِنُونَ مَعَكَ
"Wahai Rasulullah, apa yang memberatkan anda dengan urusan para isteri tersebut. Jika anda menceraikan mereka, sesungguhnya ALLAH bersama anda, demikian juga para Malaikat: Jibril dan Mikail. Demikian pula saya, Abu Bakr dan kaum beriman akan menyokong anda."
[H.R Muslim]

Kemudian turunlah firman ALLAH:

.إِن تَتُوبَآ إِلَى ٱللَّهِ فَقَدۡ صَغَتۡ قُلُوبُكُمَاۖ وَإِن تَظَٰهَرَا عَلَيۡهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ مَوۡلَىٰهُ وَجِبۡرِيلُ وَصَٰلِحُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَٱلۡمَلَٰئِكَةُ بَعۡدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ
عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبۡدِلَهُۥٓ أَزۡوَٰجًا خَيۡرٗا مِّنكُنَّ مُسۡلِمَٰتٖ مُّؤۡمِنَٰتٖ قَٰنِتَٰتٖ تَٰئِبَٰتٍ عَٰبِدَٰتٖ سَٰئِحَٰتٖ ثَيِّبَٰتٖ وَأَبۡكَارٗا
"Jika kalian berdua bertaubat kepada ALLAH, sungguh hati kalian berdua telah (sebelumnya condong pada penyimpangan). Jika kalian berdua bantu-membantu (untuk menyusahkan Naa ALLAH adalah pelindung beliau (Nabi), demikian pula Jibril dan orang-orang beriman yang soleh. Para Malaikat lain pun setelah itu akan menolong beliau. Boleh jadi jika beliau menceraikan kalian, (ALLAH) Rabb beliau akan menggantikan untuk beliau isteri-isteri yang lebih baik dari kalian, iaitu isteri-isteri yang muslimah, beriman, tunduk taat, banyak bertaubat, banyak beribadah, banyak berpuasa, baik janda ataupun gadis."
[Q.S At-Tahrim 66:4-5]

4⃣ Tawanan Badr
Setelah perang Badr, ada beberapa orang kaum musyrikin yang menjadi tawanan kaum muslimin. Sebahagian mereka adalah kerabat dekat dari kaum muslimin yang berperang bersama Nabi. Nabi bermusyawarah meminta pendapat Abu Bakr dan Umar tentang sikap bagaimana sebaiknya terhadap para tawanan itu. Abu Bakr radhiyallahu'anhu memberikan usulan:

"Wahai Nabiyyullah, mereka adalah sepupu dan kerabat dekat kita. Sebaiknya kita mengambil tebusan dari mereka sehingga kita memiliki kekuatan terhadap orang-orang kafir. Semoga ALLAH memberikan hidayah Islam kepada mereka."
Sedangkan Umar mengatakan:

.لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَرَى الَّذِي رَأَى أَبُو بَكْرٍ وَلَكِنِّي أَرَى أَنْ تُمَكِّنَّا فَنَضْرِبَ أَعْنَاقَهُمْ فَتُمَكِّنَ عَلِيًّا مِنْ عَقِيلٍ فَيَضْرِبَ عُنُقَهُ وَتُمَكِّنِّي مِنْ فُلَانٍ نَسِيبًا لِعُمَرَ فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَإِنَّ هَؤُلَاءِ أَئِمَّةُ الْكُفْرِ وَصَنَادِيدُهَا
"Tidak demi ALLAH! Wahai Rasulullah, aku tidak berpendapat seperti pendapat Abu Bakr. Aku berpendapat mestinya kita penggal saja leher mereka. Berikan kesempatan Ali untuk memenggal leher Aqil (kerabat Ali). Berikan kesempatan kepadaku untuk memenggal leher kerabat Umar. Kerana mereka itu adalah para pemimpin kekufuran."
[H.R Muslim]
Nabi cenderung pada pendapat Abu Bakr. ALLAH kemudian menurunkan ayat-NYA sebagai teguran kepada Nabi:

مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَكُونَ لَهُۥٓ أَسۡرَىٰ حَتَّىٰ يُثۡخِنَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ ٱلدُّنۡيَا وَٱللَّهُ يُرِيدُ ٱلۡأٓخِرَةَۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
لَّوۡلَا كِتَٰبٞ مِّنَ ٱللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمۡ فِيمَآ أَخَذۡتُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
"Tidak boleh bagi Nabi memiliki tawanan perang (dari musuhnya) hingga telah (berusaha keras dan banyak berperang) di muka bumi. Apakah kalian menginginkan (kenikmatan) dunia, sedangkan ALLAH menginginkan (kehidupan) akhirat (untuk kalian). Dan ALLAH Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalaulah tidak kerana ketetapan dari ALLAH (dalam Lauhul Mahfudzh) yang telah terdahulu (tertulisnya), nescaya (ALLAH) akan menimpakan kepada kalian adzab yang pedih kerana apa yang telah kalian ambil (berupa tebusan itu)."
[QS. Al-Anfaal 8:67-68]

5⃣ Nabi akan Mensolati Kaum Munafikin
Saat seorang tokoh munafiq akbar: *Abdullah bin Ubay* meninggal dunia. Rasulullah ﷺ beranjak akan mensolatkan. Begitu tingginya kualiti akhlak dan kasih sayang Rasul kepada umatnya, meski semasa hidup Abdullah bin Ubay senantiasa melancarkan kata-kata kekafiran dan menampakkan tanda-tanda kemunafikan. Umar kemudian bertanya:

"Wahai Rasulullah, apakah anda akan mensolatinya, padahal ALLAH telah melarangnya? Wahai Rasulullah, apakah anda akan mensolati musuh ALLAH yang telah mengucapkan kata-kata demikian dan demikian (Umar menyebutkan contoh-contoh kebiadaban ucapan Abdullah bin Ubai di masa lalu dalam menyerang Islam)."
Rasul tersenyum dan berkata:

_*"Wahai Umar, ALLAH tidak melarang, tapi memberikan pilihan kepadaku:"*_

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ
"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka 70 kali, namun ALLAH tidak akan memberikan ampun kepada mereka..."
[Q.S at-Taubah 9:80]
Rasul kemudian menyatakan:

"Aku akan menambah jumlah istighfarku untuknya lebih dari 70 kali , semoga dengan itu ia diampuni."

Kemudian Rasul mensolatinya. Tidak berapa lama setelah selesainya solat jenazah, turunlah firman ALLAH yang memberikan keputusan tegas bahwa tidak boleh ada lagi solat jenazah ataupun permintaan istighfar bagi orang munafiq akbar:

وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ
"Dan janganlah engkau mensolati seorangpun di antara mereka yang meninggal dan janganlah engkau berdiri (mendoakan ampunan) di kuburannya."
[Q.S At-Taubah 9:84]

Lima poin di atas adalah kejadian-kejadian kesesuaian pendapat Umar dengan turunnya ayat Al-Qur'an. Jumlah 5 tersebut bukanlah batasan. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani mengisyaratkan setidaknya ada 15 kejadian yang pendapat Umar sesuai dengan turunnya Al-Qur'an.
[Fathul Baari syarh Shahih al-Bukhari (1/505)]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia

#SirahUmar8b