Friday 24 May 2019

006.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
ABU BAKR ASH-SHIDDIQ RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 6⃣
Segera Menyesali Kesalahan


Abu Bakr dan Rabiah bin Kaab pernah mendapatkan bahagian tanah berdampingan. Tanah milik Abu Bakr berada di sebelah tanah Rabiah. Sempat terjadi sedikit perselisihan antara Abu Bakr dengan Rabiah terhadap tandan kurma yang berada di perbatasan antara kedua tanah tersebut. Siapakah yang berhak atas tandan kurma itu? Pohonnya berada di lahan satu pihak, sedangkan tandannya berada di lahan pihak yang lain.

Saat terjadi perselisihan itu, sempat terlontar ucapan keras dari Abu Bakr terhadap Rabiah yang kemudian segera disedari oleh Abu Bakr dan beliau menyesalinya. Beliau sangat berharap agar Rabiah membalas dengan ucapan yang sama sebagai qisos (balasan yang setimpal). Abu Bakr radhiyallahu anhu menyatakan:

يَا رَبِيعَةُ رُدَّ عَلَيَّ مِثْلَهَا حَتَّى تَكُونَ قِصَاصًا
"Wahai Rabiah, balaslah ucapanku tadi dengan semisalnya, hingga menjadi qisas."

Tapi Rabiah tidak mahu. Sampai-sampai Abu Bakr _sedikit mengancam_ Rabiah akan menyampaikan kepada Rasul hal tersebut. Ketika keduanya mendatangi Rasulullah ﷺ, Rasul bertanya apa yang terjadi. Rabiah pun menyampaikan bahwa terjadi sedikit perselisihan antara dia dengan Abu Bakr, sempat terucap suatu ucapan yang kemudian disesali Abu Bakr. Abu Bakr meminta agar Rabiah membalasnya. Namun Rabiah tidak mau.

Mendengar penjelasan itu yang juga disemak oleh Abu Bakr, Nabi ﷺ  membenarkan sikap Rabiah yang tidak membalasnya, justeru Nabi menganjurkan Rabiah mendoakan Abu Bakr agar mendapatkan ampunan ALLAH:

فَلَا تَرُدَّ عَلَيْهِ وَلَكِنْ قُلْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ
"Jangan balas ucapannya. Tapi ucapkanlah:
Semoga ALLAH mengampuni anda wahai Abu Bakr.
(H.R Ahmad)

Rabiah pun segera mengucapkan: "Semoga ALLAH mengampuni anda, wahai Abu Bakr." Mendengar hal itu, Abu Bakr berlalu sambil menangis.



Mengumpulkan Berbagai Kebaikan dalam Sehari

Di hadapan para Sahabatnya, Nabi pernah bertanya: "Siapakah yang hari ini berpuasa?"
Abu Bakr menjawab: "Saya."
Nabi bertanya lagi: "Siapakah yang hari ini mengantarkan jenazah?"
Abu Bakr menjawab: "Saya."
Nabi bertanya lagi: "Siapakah yang hari ini memberi makan seorang miskin?"
Abu Bakr menjawab: "Saya."
Nabi bertanya lagi: "Siapakah yang hari ini menjenguk orang sakit?"
Abu Bakr menjawab: "Saya."
Nabi kemudian bersabda:

مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Tidaklah berkumpul perbuatan-perbuatan ini pada seseorang dalam sehari kecuali ia akan masuk syurga."
(H.R Muslim dan al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Para penghuni syurga ada yang memiliki suatu amalan yang menonjol dilakukan. Apakah ia senang berpuasa, senang bersedekah dan sebagainya. Pada banyak orang, yang menonjol dilakukan adalah suatu amalan tertentu. Orang yang menonjol pada amalan tertentu, akan dipanggil melalui pintu syurga untuk amalan tersebut. Misalkan, seorang yang menonjol mengerjakan amalan solat, akan dipanggil melalui pintu solat.

Abu Bakr radhiyallahu'anhu adalah yang akan dipanggil melalui banyak pintu syurga, kerana beliau mengumpulkan banyak perilaku kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَة
"Barangsiapa yang suka mengerjakan solat, akan dipanggil dari pintu solat. Barangsiapa yang banyak berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang gemar berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Barangsiapa yang banyak bersedekah, akan dipanggil dari pintu sedekah."

Mendengar hal itu, Abu Bakr radhiyallahu'anhu bertanya:

فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا
"Apakah ada orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu seluruhnya?"

Nabi ﷺ menjawab:

نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
"Ya, dan aku berharap engkau termasuk di antara mereka."
(H.R al-Bukhari)


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
📚 https://t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 https://t.me/radiomuslimmy

Friday 17 May 2019

005.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
ABU BAKR ASH-SHIDDIQ RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 5⃣
Teman yang Menyertai Nabi Saat Berhijrah


Beliau menjadi rakan perjalanan Nabi saat berhijrah. Perjalanan yang tidak biasa ditempuhi untuk mengelabui musuh. Bahkan bersembunyi di dalam gua Thur selama 3 malam.

Gua Thur terletak di medan yang sulit ditempuh. Menjauhi arah menuju Madinah. Jika arah menuju Madinah adalah ke utara, perjalanan menuju gua Thur adalah sedikit ke selatan. Musyrikin Quraisy mengadakan sayembara berhadiah bagi yang berjaya menangkap Nabi dan Abu Bakr, disediakan 100 unta.
(al-Bidaayah wan Nihaayah karya Ibnu Katsir(3/23))

Saat berada di dalam gua, Abu Bakr sempat melihat musuh berada di dekat mulut gua pada posisi lebih tinggi. Abu Bakr sempat berkata:

لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ لَأَبْصَرَنَا
"Kalau seandainya salah seorang dari mereka melihat ke arah bawah kakinya, nescaya mereka akan melihat kita!"
Nabi ﷺ menghibur Abu Bakr:

مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا
"Bagaimana persangkaanmu wahai Abu Bakr terhadap 2 orang yang ALLAH akan menjadi pihak ketiga (yang menolong mereka berdua, pent)."
(H.R al-Bukhari)



Pemaaf, Mengharapkan Ampunan ALLAH


Abu Bakr as-Shiddiq pernah sangat marah dan hendak memutuskan pemberian bantuan kepada sepupunya, Misthah bin Utsatsah. Sebelumnya, sudah menjadi kebiasaan Abu Bakr memberi nafkah kepada Misthah yang miskin. Namun, suatu ketika pada saat tersebar berita dusta (fitnah) tentang 'Aisyah (puteri beliau), Misthah punya peranan dalam menukil khabar dusta tersebut. Ketika Abu Bakr sempat bersumpah untuk tidak akan memberi bantuan lagi kepada Misthah tersebut, turun firman ALLAH:

...وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Janganlah seseorang yang memiliki kelebihan dan kelapangan rezeki bersumpah untuk tidak memberi karib-kerabat dan orang miskin serta muhajirin di jalan ALLAH..."
(Q.S An-Nuur:22)

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Hendaknya kalian memaafkan dan melupakan kesalahannya. Tidakkah kalian ingin ALLAH mengampuni kalian? Dan sesungguhnya ALLAH adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Q.S An-Nuur:22)

Ketika dibacakan ayat itu Abu Bakr as-Shiddiq kemudian berkata:

"Demi ALLAH, aku sangat berharap ALLAH mengampuniku."

Kerana itu, Abu Bakr memaafkan Misthah dan terus melanjutkan pemberian bantuan kepada sepupunya yang miskin sekaligus termasuk dari kalangan Muhajirin tersebut. Abu Bakr memaafkan Misthah kerana ia mengharapkan ampunan ALLAH dan memang ALLAH menjanjikan ampunan kepada orang-orang yang memaafkan.

Kisah itu disebutkan dalam Sahih al-Bukhari. Semoga ALLAH ﷻ meridhai 2 Sahabat Nabi yang mulia tersebut, Abu Bakr as-Shiddiq -manusia terbaik setelah Nabi ﷺ- dan Misthah bin Utsatsah -seorang Muhajirin bahkan ikut dalam perang Badr-. Misthah, akibat perbuatannya telah dikenai hukum had. Had tersebut menyebabkan ia bersih dari dosa itu. Jangan sampai terbetik dalam benak kita celaan terhadap Misthah dan menganggap kita lebih baik dari beliau. Demi ALLAH, jikalau kita berinfaq emas, tidaklah mampu menandingi infaq yang dikeluarkan Misthah sebesar dua genggam tangan atau bahkan setengahnya.

Kisah itu juga menunjukkan agungnya akhlak Abu Bakr as-Shiddiq. Beliau adalah orang yang bersegera memenuhi panggilan ALLAH untuk memaafkan. Beliau adalah orang yang bersegera tunduk dengan perintah ALLAH. Beliau tundukkan hawa-nafsu yang enggan memaafkan kerana telah disakiti dan dikhianati, semata-mata mengharapkan ampunan ALLAH.


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
📚 https://t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 https://t.me/radiomuslimmy

Friday 10 May 2019

004.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
ABU BAKR ASH-SHIDDIQ RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 4⃣
Orang Pertama yang Membela Nabi ﷺ


Kaum musyrikin Quraisy bersikap memusuhi kaum beriman. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ juga tak luput dari sikap kasar dan keras dari mereka.

Suatu ketika, saat Nabi ﷺ sedang melakukan solat di dekat Ka'bah, datanglah Uqbah bin Abi Mu'aith mencekik Nabi dengan kain yang dibawanya. Melihat hal itu, Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu bertindak menghalanginya, sambil membaca ayat:

أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ
"Apakah kalian akan membunuh seorang lelaki yang mengatakan:
Rabbku adalah ALLAH, padahal telah datang kepada kalian bukti-bukti (penjelasan) dari Rabb kalian?!
(Q.S Ghafir ayat 28)
(H.R al-Bukhari)

Ayat yang dibacakan oleh Abu Bakr ash-Shiddiq tersebut adalah tentang ucapan seorang beriman yang menyembunyikan keimanannya di masa Firaun. Ali bin Abi ThAlib mempersaksikan bahwa Abu Bakr lebih baik dibandingkan orang yang disebutkan dalam ayat itu. Bahkan Ali menyatakan bahwa Abu Bakr adalah manusia (setelah Nabi) yang paling pemberani.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pernah berkhutbah di hadapan manusia:

"Siapakah manusia yang paling pemberani?"
Orang-orang mengatakan: Anda. Ali menyatakan:
"Kalau ada yang mengajak aku bertarung satu lawan satu, aku akan menyambutnya. Tapi manusia pemberani itu adalah Abu Bakr. Ketika orang-orang Quraisy mendekati Nabi (hendak berbuat buruk terhadap beliau) sambil berkata:"
"Apakah engkau yang menjadikan sesembahan yang banyak ini hanya satu saja?!"
Melihat gelagat orang-orang itu semakin mengerumuni Nabi dan akan berbuat buruk terhadap beliau, Abu Bakr datang menghalau mereka, sambil berkata:
"Celaka kalian, apakah kalian akan membunuh seseorang yang mengatakan:
'Rabbku adalah ALLAH?!'"

Setelah menyampaikan hal itu, Ali menangis. Kemudian Ali berkata:

"Aku bertanya kepada kalian demi ALLAH, apakah orang beriman dari keluarga Firaun lebih utama ataukah Abu Bakr?" Orang-orang terdiam. Ali kemudian berkata:
Demi ALLAH, sesaat di waktu Abu Bakr lebih baik dibandingkan sepenuh bumi orang yang beriman di masa Firaun. Orang (yang bersama Firaun itu) menyembunyikan keimanannya, sedangkan Abu Bakr menampakkan keimanannya.
(H.R al-Bazzar, dinukil oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari, juga disebutkan Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah)



Kejujuran telah Mendarah Daging dalam Diri Beliau, Beliaulah ash-Shiddiq

"Terus-menerus seseorang senantiasa bersikap jujur hingga tercatat di sisi ALLAH sebagai shiddiq."
(H.R Muslim)

Abu Bakr adalah orang yang dipersaksikan sebagai shiddiq oleh Nabi ﷺ. Saat Nabi sedang berjalan di atas bukit Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman, tiba-tiba Uhud bergetar. Nabi menyatakan:

اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
"Tenanglah Uhud kerana sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi dan shiddiq dan 2 orang yang akan mati syahid."
(H.R al-Bukhari dari Anas bin Malik)

Predikat shiddiq (صِدِّيق) adalah kedudukan tertinggi bagi seorang manusia setelah kedudukan Nabi dan para Rasul:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
"Barangsiapa yang taat kepada ALLAH dan Rasul, mereka ini akan bersama orang-orang yang ALLAH beri nikmat dari kalangan para Nabi, para shiddiq, para syuhada', dan orang-orang soleh. Mereka ini adalah sebaik-baik teman dekat (di syurga)."
(Q.S an-Nisaa’ ayat 69)

Nabi ﷺ adalah orang yang datang membawa ajaran yang haq; jujur. Kaum beriman mempercayai ajaran beliau itu. Orang terdepan yang membenarkan ajaran beliau adalah Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu.
ALLAH ﷻ berfirman:

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
"Dan orang yang datang dengan membawa al-haq dan orang yang membenarkannya, mereka itu adalah orang-orang bertakwa."
(Q.S az-Zumar ayat 33)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu menafsirkan makna ayat tersebut:
"Orang yang datang membawa al-haq adalah Muhammad ﷺ. Sedangkan yang membenarkan beliau adalah Abu Bakr radhiyallahu'anhu."
(H.R at-Thabariy dalam Tafsirnya)


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
📚 https://t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 https://t.me/radiomuslimmy

Friday 3 May 2019

Dawrah Malaysia Sya'ban 1440H

Bismillah,



Alhamdulillah, setelah sukses 2 episod dawrah sebelumnya [1], lalu satu lagi episod dawrah baru selesai diadakan menjelang tiba Ramadhan. Walhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmus solihat.

Walaupun tempoh dawrah ini agak singkat yakni berlangsung pada hari Sabtu-Ahad, 21-22 Sya'ban 1440H (27-28 April 2019M) namun intisarinya sangat mengesankan di hati. Bertemakan Istiqamah, Penyelesaian Menghadapi Liku-liku Kehidupan disusuli ringkasan Panduan Syar'i Tatacara Berpuasa [2]. Pemateri undangannya ialah Al-Ustadz Usamah Mahri LC hafizhahullah yang merupakan alumni Universiti Islam Madinah al-Munawarrah dan kini bertugas sebagai pengasuh di Ma'had As-Sunnah, Batu, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kali terakhir beliau mengisi dawrah di Malaysia sekitar 4 tahun [3] lalu di Johor Darul Takzim.

Walhamdulillah, sambutan para ikhwah dari segenap negeri termasuklah negeri jiran bagi memanfaatkan peluang yang dikurniakan-NYA amatlah menggalakkan. Hanya dengan taufiq dari  ALLAH ﷻ untuk kita dapat merealisasikan hakikat tajuk awal pembahasan. Ya, mudah-mudahan kita dikurniakan keistiqamahan untuk terus mempelajari ilmu agar tidak tersesat lalu istiqamah pula beramal dengan ilmu tersebut agar tidak dimurkai-NYA. Demikian cabaran hidup di dunia sementara ini bagi kita untuk memakmurkannya dengan amalan akhirat melalui keistiqamahan dalam menjalankan kebaikan serta istiqamah pula dalam menjauhi kejelekan. Tanpa taufiq dari ALLAH, mana mungkin dapat kita laksanakan. Kita mohon kepada-NYA akan keselamatan dan keafiatan iman, hati dan lisan pada hal yang tersebut.

Istiqamah memainkan peranan penting di saat berkecamuknya fitnah akhir zaman ini. Dengannya tersingkaplah warna sebenar seseorang, apakah yang dilakukannya dalam menuju akhirat selama ini ikhlas mengharap wajah ALLAH atau telahpun ia tertoleh... menoleh pada imbuhan dunia berupa materi, kedudukan, kemahsyuran dan selain dari ALLAH. Wal'iyadzubillahi minal haur wal ba'dal kaur. Telahpun datang pedoman dari sunnah ar-Rasul ﷺ.
Adapun telah berlalu dalam dawrah ini pada kisah nikmat dunia dibandingkan dengan adzab akhirat dan ujian dunia dibandingkan dengan nikmat akhirat, doa-doa memohon istiqamah, persiapan hati dan jasad, kisah-kisah keteladanan para Salafunnassoleh terkait bab istiqamah hatta ada yang sedang dikuliti hidup-hidup oleh orang kafir. Maka apakah definisi istiqamah di sisi syariat? Yakni definisi yang diwariskan oleh ahli ilmu sejak dulu-dulu. Lantas apa pula kaitannya dengan Ramadhan al-Mubarak yang tinggal beberapa hari akan muncul ini? Maka dengarkanlah dengan teliti arkib rakaman dawrah ini. Semoga kita saling memanfaatkan demi mengharap wajah ALLAH ﷻ.

Jum'at | 27 Sya'ban 1440H
Nota kaki:

003.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
ABU BAKR ASH-SHIDDIQ RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 3⃣
Menjadi Sebab Masuk Islamnya Orang-orang Mulia

Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu adalah orang yang mulia. Beliau juga berdakwah mengajak orang-orang mulia lain masuk Islam. Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang dijamin masuk syurga oleh Nabi, iaitu az-Zubair bin al-Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf.
(al-Bidayah wan Nihayah libni Katsir (3/39))

أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّة
"Abu Bakr di syurga, Umar di syurga, Utsman di syurga, Ali di syurga, Thalhah di syurga, az-Zubair di syurga, Abdurrahman bin Auf di syurga, Sa'ad di syurga, Said di syurga, Abu Ubaidah di syurga."
(H.R at-Tirmidzi)



Memerdekakan Hamba Sahaya yang Disiksa kerana Keimanan Mereka

Hati beliau benar-benar penyayang. Tak tahan melihat orang lain menderita. Terlebih lagi jika orang-orang itu adalah pihak yang lemah yang diseksa kerana beriman kepada ALLAH.
Setidaknya ada 7 orang hamba sahaya yang Abu Bakr merdekakan agar terlepas dari penderitaan seksa. Dengan sebab perbuatan itulah ALLAH ﷻ memberikan gelar kepada Abu Bakr sebagai orang yang sangat bertakwa, menginfaqkan hartanya untuk menyucikan dirinya. Ikhlas kerana ALLAH, bukan kerana membalas jasa kepada siapapun.

أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ أَعْتَقَ سَبْعَةً كُلَّهُمْ يُعَذَّبَ فِي اللَّهِ، بِلالًا، وَعَامِرَ بْنَ فُهَيْرَةَ، وَالنَّهْدِيَّةَ وَابْنَتَهَا، وَزِنِّيرَةَ، وَأُمَّ عِيسَى، وَأَمَةَ بَنِي الْمُؤَمِّلِ، وَفِيهِ نَزَلَتْ: " وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى " ، إِلَى آخَرِ السُّورَةِ
Sesungguhnya Abu Bakr as-Shiddiq memerdekakan 7 orang (hamba sahaya) yang semuanya diseksa kerana ALLAH iaitu Bilal, Amir bin Fuhayrah, an-Nahdiyyah dan puterinya, Zinnirah, Ummu Isa dan hamba sahaya wanita Bani al-Muammil. Kerana Abu Bakr itulah, turun firman ALLAH:

وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧
ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩
إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٠
 وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١
"Dan orang-orang yang sangat bertakwa akan dijauhkan darinya (neraka). Iaitu orang-orang yang memberikan hartanya untuk menyucikan dirinya. Bukan kerana adanya kebaikan dari orang lain yang akan dibalasnya. Semata-mata pemberian itu dilakukannya dalam rangka mengharapkan wajah Rabbnya (ikhlas kerana ALLAH) Yang Paling Tinggi. Maka sungguh dia akan ridha (akan pemberian Rabbnya)."
(Q.S al-Lail ayat 17-21)
(H.R Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dari Urwah bin az-Zubair)


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
📚 https://t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 https://t.me/radiomuslimmy