Friday 5 April 2019

000.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••
SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah


MUQADDIMAH
KATA PENGANTAR
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه
Segenap puji hanya milik ALLAH ﷻ. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ sang teladan utama.

Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan ALLAH semata. Buku yang tersaji di hadapan pembaca sekalian ini hadir kerana kemudahan dan pertolongan-NYA.
Para Sahabat Nabi adalah manusia terbaik. Mereka bukanlah kebetulan hidup di masa Nabi, berjuang bersama Nabi. Mereka memang orang-orang pilihan dengan hati terbaik. ALLAH memilih mereka untuk mendampingi, membela dan berjuang bersama Nabi-NYA.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu pernah menyatakan:



إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ فَوَجَدَ قُلُوبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُونَ عَلَى دِينِهِ فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ سَيِّئٌ

"Sesungguhnya ALLAH melihat pada hati para hamba. Kemudian DIA mendapati hati Muhammad ﷺ adalah hati terbaik di antara hamba-NYA. Maka ALLAH pilih untuk Diri-NYA, ALLAH utus beliau dengan risalah-NYA. Kemudian ALLAH melihat pada hati para hamba (yang lain) setelah hati (Nabi) Muhammad. ALLAH mendapati hati para Sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hamba-NYA. Maka ALLAH jadikan mereka sebagai menteri (penolong) Nabi-NYA, yang berperang di atas agama-NYA. Maka apa yang dilihat oleh kaum muslimin (para Sahabat Nabi) sebagai kebaikan, maka itu adalah kebaikan di sisi ALLAH dan apa yang mereka lihat sebagai keburukan, maka itu buruk di sisi ALLAH."
(H.R Ahmad no.3600, al-Bazzar no.1816 dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

Nabi dan para Sahabatnya adalah generasi terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda:



خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (Nabi dan para Sahabatnya) kemudian yang setelahnya (tabiin) kemudian yang setelahnya (Atbaut Tabiin) kemudian akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya (orang-orang yang banyak berdusta dan tidak bisa dipercayai)."
(H.R al-Bukhari dan Muslim)

لاَ تَزَالُونَ بِخَيْرٍ مَا دَامَ فِيكُمْ مَنْ رَآنِي وَصَاحَبَنِي , وَاللهِ لاَ تَزَالُونَ بِخَيْرٍ , مَا دَامَ فِيكُمْ مَنْ رَأَى مَنْ رَآنِي , وَصَاحَبَ مَنْ صَاحَبَنِي , وَاللهِ لاَ تَزَالُونَ بِخَيْرٍ , مَا دَامَ فِيكُمْ مَنْ رَأَى مَنْ رَأَى مَنْ رَآنِي, وَصَاحَبَ مَنْ صَاحَبَ مَنْ صَاحَبَنِي
"Kalian senantiasa dalam kebaikan selama di antara kalian ada orang yang melihatku dan menjadi sahabatku. Demi ALLAH kalian senantiasa dalam kebaikan selama di antara kalian ada orang yang melihat orang yang melihatku dan menjadi Sahabat dari Sahabatku. Demi ALLAH, kalian senantiasa dalam kebaikan selama di antara kalian ada orang yang melihat orang yang melihat orang yang melihatku dan menjadi Sahabat dari Sahabat para Sahabatku."
(H.R Ibnu Abi Syaibah dan al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan sanadnya hasan dalam Fathul Bari).

Manusia terbaik dari kalangan Sahabat Nabi adalah 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga dalam satu hadits Nabi, Iaitu: Abu Bakr as-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, az-Zubair bin al-Awwam, Saad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Said bin Zaid dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah.

Rasulullah ﷺ bersabda:



أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ

"Abu Bakr di syurga, Umar di syurga, Utsman di syurga, Ali di syurga, Thalhah di syurga, az-Zubair di syurga, Abdurrahman bin Auf di syurga, Saad bin Abi Waqqosh di syurga, Said (bin Zaid) di syurga, Abu Ubaidah Ibnul Jarrah di syurga."
(H.R at-Tirmidzi no.3680 disahihkan oleh Syaikh al-Albany)

Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah Sirah (Perjalanan Hidup) para Sahabat Nabi bagian pertama yang membahas kehidupan sepuluh orang Sahabat tersebut. Mereka seluruhnya dari bangsa Quraisy dan kelompok Muhajirin.

Empat Sahabat pertama adalah para Khulafaur Rasyidin yang sunnahnya semestinya diikuti, sebagaimana sabda Nabi:

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
"...maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah kuat-kuat dengan gigi geraham (agar tak terlepas, pent)..."
(H.R Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, lafadz sesuai riwayat Ibnu Majah).

Menulis Sirah Sahabat memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Terutama dalam hal pemilahan riwayat-riwayat yang sahih dengan yang tidak sahih. Waktu yang digunakan dalam proses penulisan ini lebih banyak terpakai untuk mengkaji dan meneliti riwayat-riwayat kisah para Sahabat tersebut.

Isi dalam buku ini diupayakan merangkum kisah para Sahabat itu melalui riwayat yang dapat dipertanggungjawabkan. Itulah harapannya. Namun, benarlah disedari banyaknya kekurangan pada penulis.

Kerana itu, jika pembaca - khususnya para asatidzah - mendapati adanya riwayat yang tidak sahih tentang kisah para Sahabat dalam buku ini atau kesalahan dalam penulisannya, sudilah kiranya memberikan saranan yang membangun pada penulis. Jazaakumullaahu khayran.

Beberapa kisah yang masyhur ternukil dalam banyak ceramah atau tulisan yang tersebar, tidak masuk dalam buku ini. Kerana riwayatnya lemah atau tidak valid. Seperti kisah Abu Ubaidah membunuh ayahnya dalam perang Badr. Atau seperti hadits yang menyebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk syurga dengan merangkak.

Perjalanan hidup 10 Sahabat pemetik janji syurga ini sarat dengan pelajaran berharga. Merekalah teladan bagi kaum beriman.

Pelajaran penting yang dipetik dari kisah hidup mereka tidak melulu tentang akhlak. Anda tidak hanya akan disuguhkan dengan keteladanan dalam hal keberanian, semangat berjuang dalam Islam, kedermawanan, persaudaraan yang tinggi, bakti pada orangtua, kesabaran yang luar biasa, zuhud, suka mengalah untuk kebaikan, ataupun ketawadhuan.

Bukan hanya itu. Namun juga yang tidak kalah penting adalah dalam hal akidah. Bagaimana kekukuhan Abu Bakr saat Nabi meninggal dunia, padahal beliau adalah orang yang paling dekat dan paling besar kecintaannya kepada Nabi. Tauhid benar-benar tertanam kuat dalam sanubari beliau.

Anda juga akan menemukan beberapa pujian yang terserak pada beberapa bab terpisah dari Ali bin Abi Thalib terhadap tiga Sahabat yang mulia: Abu Bakr, Umar, dan Utsman yang membenarkan akidah Ahlussunnah bahwa ketiga Sahabat itu adalah yang lebih baik dan lebih layak menjadi khalifah sebelum Ali. Sedangkan pembahasan tentang kehidupan Ali dirasa akan cukup membungkam para pembenci Ali dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada pada beliau.

Beberapa faedah terkait dengan fiqh juga dapat disemak dalam lembaran hidup mereka. Sebagai contoh, Sahabat Abdurrahman bin Auf menyampaikan hadits kepada Umar dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu'anhum tentang apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang lupa dalam solatnya, ragu jumlah rakaat yang telah dilakukan. Atau, kisah Sahabat Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang berkonsultasi dengan Umar tentang apakah bapa saudara dari jalur ibu termasuk pihak yang mendapatkan hak waris?

Pemaparan dalam buku ini lebih mengedepankan pelajaran berharga dalam hadits-hadits yang sahih. Kerana itu, diupayakan hadits-hadits tentang kesepuluh Sahabat tersebut yang ada dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim setidaknya dapat masuk dalam buku ini.

Dalam Sahih al-Bukhari terdapat kitab al-Manaqib yang di dalamnya juga menyebutkan keutamaan beberapa orang dari 10 Sahabat mulia tersebut. Sedangkan dalam Sahih Muslim, penyebutan hadits-hadits semakna dengan itu ada dalam kitab Fadhailus Sohabah.

Penulis benar-benar menyedari kekurangan yang ada. Saranan dan kritikan membangun dari para pembaca benar-benar diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Semoga ALLAH ﷻ menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan kaum muslimin sekalian.


Probolinggo,  3 Ramadhan 1438 H/ 19 Mei 2018 M
Abu Utsman Kharisman


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
📚 t.me/IkhwahSalafyMalaysia
📻 t.me/radiomuslimmy