Friday 11 June 2021

044.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

 ••{ Bismillahirrahmanirrahim }••

SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UTSMAN BIN AFFAN RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 9️⃣
Penyusunan Mushaf di Masa Utsman


Syaikh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam kitab Usul fit Tafsir:
(Tahapan ke-3 Pengumpulan Al-Qur'an adalah) pada zaman Amirul Mukminin Utsman bin  Affan radhiyallahu'anhu pada tahun 25 Hijriyah. Sebabnya adalah perbezaan kaum muslimin pada dialek bacaan Al-Qur'an sesuai dengan perbezaan mushaf-mushaf yang berada di tangan para sahabat radhiyallahu'anhum. Hal itu dikhuatirkan akan menjadi fitnah, maka Utsman radhiyallahu'anhu memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf sehingga kaum muslimin tidak berbeza bacaannya kemudian berselisih pada Kitab ALLAH ﷻ dan akhirnya berpecah-belah.

Dalam kitab Sahih al-Bukhari disebutkan, bahawasanya Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu'anhu datang menghadap Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu dari perang pembebasan Armenia dan Azerbaijan. Dia khuatir melihat perbezaan mereka pada dialek bacaan Al-Qur'an, dia katakan:
"Wahai Amirul Mukminin, selamatkanlah umat ini sebelum mereka berpecah-belah
pada Kitab ALLAH ﷻ seperti perpecahan kaum Yahudi dan Nasrani!"
Utsman lalu mengutus seseorang kepada Hafsah radhiyallahu'anha:
"Kirimkan kepada kami mushaf yang engkau pegang agar kami gantikan
mushaf-mushaf yang ada dengannya kemudian akan kami kembalikan kepadamu!"
Hafshah lalu mengirimkan mushaf tersebut.

Kemudian Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Az-Zubair, Sa'id bin al-Ash dan Abdurrahman bin al-Harits Ibn Hisyam radhiyallahu'anhum untuk menuliskannya kembali dan memperbanyaknya. Zaid bun Tsabit berasal dari kaum Ansar sementara tiga orang yang lain berasal dari Quraisy. Utsman mengatakan kepada ketiganya:
"Jika kalian berbeza bacaan dengan Zaid Ibn Tsabit pada sebagian ayat Al-Qur'an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy, kerana Al-Qur'an diturunkan dengan dialek tersebut!", mereka pun lalu mengerjakannya dan setelah selesai, Utsman mengembalikan mushaf itu kepada Hafshah dan mengirimkan hasil pekerjaan tersebut ke seluruh penjuru negeri Islam serta memerintahkan untuk membakar naskah mushaf Al-Qur'an selainnya.

Utsman radhiyallahu'anhu melakukan hal ini setelah meminta pendapat kepada para sahabat radhiyalahu'anhum yang lain sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ali radhiyallahu'anhu bahawasanya dia mengatakan :
"Demi ALLAH, tidaklah seseorang melakukan apa yang dilakukan pada mushaf-mushaf Al-Qur'an selain harus meminta pendapat kami semuanya." Utsman mengatakan :
"Aku berpendapat sebaiknya kita mengumpulkan manusia hanya pada satu mushaf saja sehingga tidak terjadi perpecahan dan perbezaan.” Kami menjawab:
"Alangkah baiknya pendapat anda itu."

Mush'ab bin Saad mengatakan :
"Aku melihat orang banyak ketika Utsman membakar mushaf-mushaf yang ada, merekapun kehairanan melihatnya, atau dia katakan:
"Tidak ada seorangpun dari mereka yang mengingkarinya, hal itu adalah termasuk kebaikan Amirul Mukminin Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu yang disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya. Hal itu adalah penyempurnaan dari pengumpulan yang dilakukan Khalifah Rasulullah ﷺ Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu'anhu."
(Usul fit Tafsir karya Syaikh Muhammad bin Soleh al-Utsaimin)


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUtsman9

Friday 4 June 2021

043.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

••{ Bismillahirrahmanirrahim }••

SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafizhahullah
UTSMAN BIN AFFAN RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian 8️⃣
Kelebihan dalam Ilmu Manasik dan Ilmu Waris


Muhammad bin Sirin rahimahullah –seorang Tabi'in- berkata:

كَانَ أَعْلَمَهُمْ بِالْمَنَاسِكِ عُثْمَانُ ، وَبَعْدَهُ ابْنُ عُمَرَ
"Orang yang paling berilmu tentang manasik (haji atau umrah) adalah Utsman,
kemudian setelahnya adalah Ibnu Umar."
[Siyaar A’laamin Nubalaa’]

Utsman bin Affan terhitung memiliki kelebihan dalam ilmu waris (faraidh) sebagaimana Zaid bin Tsabit. Ibnu Syihab az-Zuhri rahimahullah pernah menyatakan:

لَوْ هَلَكَ عُثْمَانُ وَزَيْدٌ فِى بَعْضِ الزَّمَانِ لَهَلَكَ عِلْمُ الْفَرَائِضِ ، لَقَدْ أَتَى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ وَمَا يَعْلَمُهَا غَيْرُهُمَا
"Jika Utsman dan Zaid meninggal pada suatu zaman, nescaya akan sirnalah ilmu waris.
Pernah ada suatu masa ketika tidak ada yang mengetahui ilmu waris kecuali hanya keduanya."
[H.R ad-Darimi]


...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Salafy Malaysia
#SirahUtsman8