Friday 8 October 2021

051.Kisah 10 Sahabat Pemetik Janji Syurga

     ••{ Bismillahirrahmanirrahim }••

SIRAH SAHABAT
KISAH 10 SAHABAT PEMETIK JANJI SYURGA
✒ Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
UTSMAN BIN AFFAN RADHIYALLAHU'ANHU
bahagian  1️⃣6️⃣
Fitnah Besar dengan Terbunuhnya Utsman



Terbunuhnya Utsman adalah fitnah yang sangat besar bagi kaum muslimin. Peristiwa itu adalah salah satu dari 3 fitnah, yang apabila seseorang selamat darinya, maka ia akan selamat.
Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ نَجَا مِنْ ثَلَاثٍ فَقَدْ نَجَا
"Barangsiapa yang selamat dari 3 hal, nescaya ia akan selamat."
Nabi mengucapkan ini tiga kali. Mendengar hal itu, para Sahabat bertanya:
"Apakah (3 hal) itu wahai Rasulullah?"
Nabi ﷺ bersabda:

مَوْتِي وَمِنْ قَتْلِ خَلِيفَةٍ مُصْطَبِرٍ بِالْحَقِّ يُعْطِيهِ وَالدَّجَّالِ
"Kematianku, terbunuhnya seorang khalifah yang sabar berpegang teguh dengan kebenaran yang diberikan kepadanya dan (fitnah) ad-Dajjaal."
[H.R Ahmad, disahihkan al-Hakim dan disepakati kesahihannya oleh adz-Dzahabi]

Pada saat Nabi meninggal, sebahagian kaum muslimin menjadi murtad. Itu bahagian dari fitnah besar. Fitnah Dajjal nanti di akhir zaman juga menjadi ujian besar terhadap keimanan seseorang yang masih hidup di masa itu. 

Sedangkan khalifah yang sabar, berpegang teguh dengan kebenaran yang diberikan kepadanya, itu adalah Utsman bin Affan. Sebagaimana diisyaratkan Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah. 

Jika seorang muslim ingin selamat dalam deennya, janganlah ikut terlibat dalam pembunuhan Utsman. Baik terlibat langsung atau ikut memprovokasi atau menyukai hal itu terjadi. Bagi orang yang hidup setelahnya, jangan larut dan terlibat dalam fitnah itu dengan ucapan dan sokongan yang menyokong pihak yang zalim, serta mencela Utsman atau Sahabat Nabi yang lain.

Sesungguhnya pemberontakan pihak-pihak zalim itu terhadap pemimpinnya yang sebenarnya telah bersikap adil, dipicu oleh celaan-celaan terhadap pemerintah atau pemimpin muslim yang disebar-luaskan.

Semestinya, jika ada teguran dan nasihat yang ingin disampaikan kepada penguasa/ pemimpin muslim, sampaikanlah dengan beradab, tidak perlu diketahui pihak lain. Sampaikan nasihat secara tersembunyi. 

Usamah bin Zaid pernah ditanya oleh seseorang: "Tidakkah engkau masuk ke Utsman bin Affan dan berbicara kepadanya?" Usamah bin Zaid menjawab:

أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ كَلَّمْتُهُ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ
"Apakah engkau menganggap bahawa pembicaraanku dengannya pasti aku perdengarkan kepada kalian? Demi ALLAH, aku telah berbicara berdua dengan dia saja."
[H.R Muslim no 5305]

Tidak boleh seorang muslim mencela dan menjelek-jelekkan pemerintahnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ، وَلَا تَغِشُّوهُمْ، وَلَا تَبْغَضُوهُمْ، وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاصْبِرُوا؛ فَإِنَّ الْأَمْرَ قَرِيبٌ
"Janganlah kalian mencela para pemimpin kalian, jangan menipu mereka, jangan marah kepada mereka, bertakwalah kepada ALLAH dan bersabarlah, kerana urusannya sudah dekat."
[H.R Ibnu Abi Asim dalam as-Sunnah dengan sanad yang baik (jayyid)]

Sahabat Nabi Anas bin Malik radhiyallahu'anhu menyatakan:

كَانَ اْلأَكَابِرُ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَوْنَنَا عَنْ سَبِّ اْلأُمَرَاءِ
"Para pembesar dari Sahabat Rasulullah ﷺ melarang kami dari mencela para pemimpin."
[H.R Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid]

Sahabat Nabi Abud Darda' radhiyallahu'anhu menyatakan:

وإنَّ أوَّل نِفَاقِ الْمَرْءِ طَعْنُهُ عَلَى إِمَامِهِ
"Sesungguhnya awal kemunafikan pada seseorang adalah celaannya kepada pemimpinnya."
H.R Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid dan Ibnu Asakir]



...insyaa-ALLAH akan bersambung
(Siri bahasa Malaysia. Juga terdapat di dalam bahasa Indonesia terbitan AtTuqa.)
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ikhwah Muslim Malaysia
#SirahUtsman16